Oleh : Ismiati Sadili Putri, S.Pd.
Menumbuhkan minat baca sejak dini mempunyai beberapa manfaat. Manfaat pertama yaitu menanamkan kebiasaan senang membaca. Kebiasaan senang membaca perlu ditanamkan kepada anak-anak sedari dini. Ini penting sebagai bekal mereka dalam menghadapi ketatnya persaingan di zaman global. Untuk menanamkan kebiasaan itu, maka kita perlu menghadirkan buku yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan berpikir si kecil. Buku itulah yang selanjutnya kita sebut dengan buku anak.
Manfaat yang kedua adalah memperluas wawasan dan pengetahuan. Orang tua tentu akan bangga. Hal itu terjadi jika anak menunjukkan kedalaman wawasannya dan luasnya pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tingginya prestasi anak. Anak yang mempunyai kebiasaan membaca biasanya akan memperoleh peringkat lima besar.
Manfaat yang terakhir adalah membentuk karakter mulia. Itu dapat dibuktikan bagaimana cara bertindak, berbicara, dan berperasaan dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan menghormati orang yang lebih tua. Dan akan menghargai teman-teman sebaya dan anak yang berusia dibawahnya. Ini akan menghindarkan dari kenakalan anak yang tidak terarah. Karena sejatinya anak memang mempunyai kenakalan yang khas dari dunia anak itu sendiri.
Dari banyaknya manfaat menumbuhkan minat baca sejak dini tersebut, banyak orang tua yang salah dalam kiat menumbuhkan kebiasaan ini. Banyak orang tua yang memaksa anak harus lancar membaca. Padahal hal tersebut tidak boleh dipaksakan. Karena jika dipaksakan, anak-anak akan menghindarkan diri dari kegiatan ini. Dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang sering kali tidak berguna. Ini yang harus diwaspadai oleh orang tua. Itu akan membuat kenakalan anak-anak yang tidak terarah. Masih banyak cara untuk menumbuhkan kebiasaan membaca tanpa harus memaksa anak.
Berikut kiat-kiat menumbuhkan minat baca sejak dini tanpa memaksa anak.
Kiat yang pertama adalah membacakan cerita pada si jabang bayi. Jabang bayi yang masih dalam kandungan ibu itu, mudah terpengaruh pada lingkungannya. Termasuk jika ibunya menggemari kegiatan membaca. Hal ini akan menjalar pada anak yang dikandungnya. Membacakan cerita misalnya, sudah bisa mulai dilakukan sejak anak masih dalam kandungan. Kebiasaan ini tidak harus menunggu anak sudah bisa untuk menyimak.
Kiat yang kedua membacakan cerita sebelum tidur atau yang sering disebut mendongeng. Selain untuk menumbuhkan minat baca, kegiatan ini mempunyai manfaat seperti, mengasah daya pikir. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkannya. Dia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini. Cerita atau dongeng tersebut merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak. Bahkan dongeng juga bisa untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras maupun tentang berbagai kebiasaan sehari-hari. Hal itu seperti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Para tokoh cerita dalam dongeng tersebutlah yang diharapkan menjadi contoh atau teladan bagi anak.
Kiat yang ketiga yaitu rekreasi ke toko buku atau taman bacaan. Karena suasana mendukung, di toko buku dan taman bacaan umumnya orang asyik membaca. Kalau tidak membaca, minimal membolak balik buku atau bahan bacaan lain. Karena hal ini merupakan langkah awal yang baik menuju kegemaran membaca. Suasana membaca yang kondusif akan membangun pada diri anak suatu kebiasaan. Idenya terpusat pada bahan-bahan bacaan dan bagaimana dia kemudian terobsesi dengan pemandangan dan suasana yang pernah dia rasakan.
Kiat yang keempat adalah membiasakan memberi kado buku. Hal tersebut dapat dilakukan saat-saat tertentu, seperti perayaan ulang tahun, peresmian, pindah rumah/kantor, tahun baru atau semacamnya. Tujuan memberikan hadiah kepada seseorang, tentu membuatnya senang, atau ingat siapa yang memberinya hadiah. Ini kalau hadiah yang diberikan berkenan. Kalau tidak? Bukan saja pemberian itu akan ditampik, tapi bisa jadi si pemberi justru dianggap melecehkan, atau menghina. Akibatnya, hubungan baik malah menuai sebaliknya. Sehingga kita harus pintar-pintar memilih buku hadiah.
Kiat yang kelima adalah menugasi anak meringkas bacaan. Dalam proses meringkas bacaan, kita membaca. Sewaktu membaca, kita mengikuti gagasan penulisannya sambil terus berpikir. Dan menyalinnya dalam tulisan. Saat proses menulis ringkasan, terdapat korelasi antara pikiran (ide) dengan neuron (syaraf). Karena itu, baik sekali jika anak sering diberi tugas meringkas bacaan. Namun sebelumnya, perlu diarahkan. Dan, yang jauh lebih penting, ialah memeriksa hasilnya dan memberikan umpan balik.
Kiat yang keenam adalah membuat soal dari wacana atau bacaan. Mengeluarkan soal dari wacana, jelas merangsang siswa berpikir. Sebab, untuk dapat menjawab soal dengan baik, dituntut agar siswa memahami bacaan dengan seksama. Menumbuhkembangkan minat baca sejak dini seperti ini, sangatlah efektif. Hasilnya bukan dipetik di kemudian hari, tapi pada saat itu juga. Dengan membaca baik, hasil yang dituai pun baik pula.
Kiat selanjutnya ini dapat diterapkan di sekolah. Kiat tersebut yaitu membiasakan siswa yang naik kelas/lulus meninggalkan kenangan buku. Dalam mencari buku yang akan menjadi kenang-kenangan, siswa akan mencari buku yang cocok disumbangkan. Hal ini bukan saja berguna untuk sekolah, karena mendapatkan tambahan bacaan. Tetapi, berguna untuk siswa itu sendiri.
Kiat yang terakhir adalah menggalakkan jumlah taman bacaan. Ini dilakukan oleh lembaga yang berwenang, yaitu pemerintah. Karena pemerintah mempunyai modal untuk melakukannya. Selain menggalakkan jumlah taman bacaan, pemerintah juga harus memberikan akses buku-buku kepada masyarakat miskin. Perpustakaan, perpustakaan desa, perpustakaan daerah, perpustakaan kota harus berfungsi dengan baik. Memudahkan akses dengan buku-buku dan perpustakawannya memiliki peran dalam memilihkan buku-buku.
Seseorang tidak akan datang ke perpustakaan apabila perpustakaannya menyeramkan. Dan pustakwannnya tidak akrab dengan orang-orang yang akan meminjam buku. Seorang pustakawan harus mengetahui kebutuhan masyarakat. Sehingga perpustakaan menjadi sebuah ruangan yang menyenangkan, tidak hanya tempat menyimpan buku dan debu. Selain membaca, juga terjadi rekreasi di dalam membaca dan kontak dengan luar dalam kegiatan membaca tersebut. Kalau perpustakaan didesain dengan baik dan nyaman, sebetulnya akan menjadi tempat kita berteduh. Pemerintah juga harus mengoreksi mengenai sistem pendidikan kita. Apakah di sekolah-sekolah para guru diberikan edukasi mengenai sastra anak? Bagaimana memilih buku anak bagaimana bercerita? Hal seperti ini belum dijelaskankan di dalam kurikulum pendidikan. Guru pun belum mendapatkan ilmu mengenai pendidikan sastra anak. Menumbuhkan minat baca sejak dini memang perlu dilakukan. Karena ini mempunyai banyak manfaat. Hal itu juga demi tuntutan zaman. Semakin hari ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. Ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat didapat dari membaca. Bukan hanya dari bahan bacaan yang tercetak, melainkan juga melalui media elektronik. Dengan itu semua maka bangsa Indonesia tidak mungkin tidak dapat menjadi negara maju.